Tahun ini Jazz Gunung diselenggarakan bertepatan sehari setelah hari kemerderakaan. Saya sudah terbayang betapa syahdunya merayakan kemerdekaan di 2000m dapl dengan lantunan lagu nasional berirama jazz ditemani jaket tebal karena hawanya yg dingin.
Venue Jazz Gunung sendiri sudah sangat berubah dr 4 tahun lalu, lebih besar secara kapasitas penonton dan lebih nyaman. Kalau dulu nama hotelnya Java Banana, skrg tetap di lokasi sama namun hanya namanya yg berubah, Jiwa Jawa Hotel.
Ticketing dan pengaturan tempat duduk untuk tahun ini lebih rapi. Petugas sangat sigap membantu penonton, yg rata2 datang dengan jaket tebal dan terbalut dr atas ke bawah, untuk mencari tempat. Ada beberapa hal yg lucu tentang penonton tahun ini. Hampir sebagian besar dari Jabodetabek dan beberapa dr mereka masih saltum, menggunakan pakaian tipis. Saya cmn tertawa kecil dan membayangkan mbak2nya bakal masuk angin besoknya
Kalau urusan artis pengisi acaranya sih nggak usah diragukan lagi. Sudah pasti berkualitas dan menyuguhkan atraksi panggung yg apik. Djaduk Ferianto dan Butet Kertaredjasa sbg salah dua founder acara ini tentu sudah memiliki filter sendiri untuk menyaring artis mana yg layak ditampilkan dengan harga tiket yg cukup bikin kantong 'lega'
Menikmati jazz dipanggung terbuka dan diselimuti udara dingin memang hanya bisa didapatkan di Jazz Gunung Bromo. Amfiteater yg nyaman, baik bagi artis maupun penonton, membuat rasa ketagihan yg amat sangat untuk mengulang lagi di tahun depan. Fasilitas yg diberikan pun tidak main, tata lampu dan suara sangat berkualitas. Saya bisa berkata seperti ini karena berkali-kali penyanyi di panggung memuji hal ini. Saya pun ketika jajan dan mendengar musiknya dari luar, alunanannya masih merdu, gak mbrebet kayak konser2 kebanyakan.
Satu hal yg paling saya suka adalah di setiap konser Jazz Gunung pasti dan selalu membangkitkan rasa nasionalisme Indonesia. Kalau 2013 lalu ada Banda Neira, maka tahun ini adalah Dira Sugandi dan Sri Hanuraga Trio yg mengkomposisi ulang lagu2 nasional dan daerah menjadi ear catchy untuk telinga kekinian. Inilah yg paling saya tunggu2 setiao Jazz Gunung, krn ngga ada konser lain yg menyajikan aransemen lagu Indonesia nuansa jazz seperti ini.
Tahun ini saya jg dikagetkan oleh Maliq and d'essential. Sebuah band jazz-pop lama yg masih konsisten sampai skrg. Dulu waktu SMA, ada masanya saya loncat dr satu pensi ke pensi lain cuman buat nonton Maliq, iya saking larisnya mereka saat itu. Dan saya suka. Setelah lima tahun lebih tidak lihat mereka secara langsung, kali ini aksi panggung mereka sangat berkembang. Komposisinya bagus dan atraksi dengan penontonnya sangat bersahabat. Saya bisa nyanyi semua lagunya lo
Kalau ditanya, hal apa yg paling ngangenin di Jazz Gunung, saya bakal jawab dengan cepat. MC-nya!! Saya mengakui dua MC ini bikin suasana dingin Gunung Bromo jd lebih hangat dengan guyonan mereka. Amfiteater merupakan panggung terbuka yg membuat penonton dg jelas dapat melihat kerja kru ketika berbenah dr satu artis ke artis lain. Selama waktu pergantian ini, MC dituntut untuk dapat mengisi waktu tersebut dg guyonan2 agar penonton tidak bingung, dan mereka sukses membuat waktu tunggu tersebut tidak terasa lama. Prestasi luar biasa bahwa selama 9x Jazz Gunung digelar, mereka tidak pernah tergantikan posisinya atas permintaan penonton. Namun ada hal lain yg saya perhatikan, berbeda dengan tahun 2013 lalu. Dulu kami bisa saja bercanda tentang politik, mengolok2 pemerintahan ala Butet Kertaredjasa. Namun saat ini guyonan itu terbatas, sangat dijaga, ahh.. Sayang sekali. Padahal guyon2 itu sangat lucu dan fresh. Ah, dasar bangsa penakut!
For once in a lifetime, you should save your money to watch this jazz concert. Saya akui memang butuh dana yang cukup mahal untuk bisa nonton Jazz Gunung, mulai dari tiket, akomodasi dan transport, belum lagi kalau mau lanjut berwisata ke Bromo. Tapi nggak usah diragukan lagi sensasi yang ditimbulkan pasti terkenang terus. Bocorannya nih, tahun depan Jazz Gunung mau diadakan 3 hari berturut-turut... Hwaaa.. I should start saving!
Sampai ketemu di Jazz Gunung 2018!