Banda: A Glory Yet Bitter History

8:03 PM

Banda.
Pala.

Dua kata kunci yang pernah bersinar di masa lampau.

Sesungguhnya saya hanya tahu tentang penjajahan di Indonesia ini dari kulitnya saja, yaitu dari pelajaran sejarah yang saya dapat ketika masih SD-SMP dan setahun di SMA. Saya tahu bahwa negara ini dulu pernah dijajah kolonial Portugis, Belanda, Jepang, Inggris dan perlakuan mereka sungguh membekas karena kekejamannya.

Namun entah kenapa benak ini tidak pernah mempertanyakan secara detail mengapa sampai banyak bangsa yang besar itu bersusah payah ke Indonesia dan akhirnya malah tergiur untuk menguasai Nusantara...


Pala.
Ternyata ini awal mulanya.
Menonton film Banda: The Dark Forgotten Trail rasanya seperti menelan pil pahit yang efeknya menyebar ke seluruh tubuh.

Saya yang orang Indonesia saja masih asing dengan pala. Oke, es pala di Bogor memang enak banget, tapi saya ngga pernah sadar tentang betapa pentingnya buah kecil ini hingga Indonesia harus menderita berabad-abad lamanya. Hanya karena buah kecil ini Indonesia dikenal oleh dunia dan menjadi rebutan seluruh dunia.

Saya yang orang Indonesia saja belum kenal jelas apa fungsi buah pala ini karena memang jarang sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari kami. Menurut beberapa sumber yang saya baca, ada tiga komoditas yang menjadi rebutan kala itu. Pala, cengkeh dan fuli. Di Kepulauan Banda, 5kgs lada harganya kurang dari 1 penny di Inggris. Sedangkan di London sendiri, jumlah yang sama dijual dengan harga 1.20Pounsterling. Harganya meningkat 60,000sen. Sebuah harga yang sangat fantatis mengingat panjangnya perjalanan yang harus dilalui oleh 5kg pala dari Kepulauan Banda ke London.

Kepulauan Banda saat ini memang sudah tidak terdengar lagi gaungnya. Kecuali untuk urusan diving oleh beberapa orang tertentu, denyut ekonomi di kepulauan tersebut berdenyut dengan sangat lemah. Buah pala, komoditas primadona, harganya jatuh hingga tidak ada spesialnya. Ditemukannya listrik memang menjadi malapetaka bagi kepulauan ini. Buah pala yang konon digunakan sebagai pengawet makanan dan penghangat memang dianggap lebih berharga dari emas karena kegunaannya.

Saking berharganya Kepulauan Banda, empat bangsa besar yaitu Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris berebut dan banyak memakan korban baik dari bangsa mereka maupun penduduk setempat. Pulau Rhun, salah satu pulau kecil di Kepulauan Banda juga menjadi harta yang dijaga hingga Belanda mau menukarnya dengan pulau kecil di Amerika yang sekarang menjadi New York - pusat gaya hidup di Amerika.

Film ini cocok untuk penggemar dokumenter a la NatGeo, apalagi background musiknya sangat dramatis mendukung filmnya. Animasinya pun sangat apik sehingga membantu penonton untuk berimajinasi membayangkan betapa kayanya Indonesia pada masa itu (yang sampai sekarang masih sangat kaya).

Film yang cocok ditonton di bulan Agustus untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme di negeri ini.

You Might Also Like

0 comments

Total Pageviews

Warung Blogger

Flickr Images