Guru Bangsa Tjokroaminoto
8:21 AM
I will not tell you how the movie is.. I just want to share my random thoughts after watching this movie.
HOS Tjokroaminoto
Dulu pernah dengar waktu SD, beliau pendiri Sarekat Islam. Udah itu aja.
Lalu pas masih di Surabaya, kenal lagi ada sebuah rumah kecil di daerah Ngagel sebelah toko buku Uranus. Tulisannya, "Rumah Pahlawan HOS Tjokroaminoto"
Perkenalan dengan HOS Tjokroaminoto memang cuma sedikit. Di pelajaran IPS SD juga taunya beliau ketua pendiri organisasi yang ada di Indonesia sebelum merdeka.
Dan kemarin, kebetulan diijinkan berkenalan dengan beliau lewat film "Guru Bangsa Tjokroaminoto"
Awalnya tertarik karena lihat liputan di Kick Andy tentang pembuatan film dan akhirnya kemarin direwangin nonton sendirian malem di Botani Square. Hasilnya: Memuaskan!
Ternyata seorang Tjokroaminoto mempunyai dampak yang sangat massive pada bangsa ini. Mungkin tanpa beliau, Indonesia tidak ada. Mungkin ada negara Jawa, Sumatera, Kalimantan dan lain-lain. Pemikiran beliau pada masanya sungguh sebuah revolusi. Sejak Pangeran Diponegoro dengan aksi gerilyanya, kepemimpinan di Nusantara ini kosong. Rakyat tetap susah, hasil bumi dijarah Belanda, tidak ada hukum yang dipegang. Semua berdasarkan hukum rimba karangan para kompeni.
Di jaman seperti itu beliau punya pemikiran bahwa masyarakat ini harus bersatu jika mau maju. Menghapuskan sistem kasta, dengan pesan: sama rasa, sama rata (sound Communism, but I know he means nothing about communism) sehingga para buruh tani dan seluruh rakyat tersadar bahwa mereka mempunyai kekuatan untuk bangkit. Tidak semerta-merta mau hanya menjadi robot suruhan belanda.
Dan yang lebih keren lagi, seluruh pergerakan ini hanya didasarkan pada satu kata,
HIJRAH
Kata ini yang menjadi api dalam Tjokroaminoto untuk menjadi seseorang yang berani bergerak ke arah yang lebih baik.
Lalu aku menghubungkan dengan Indonesia saat ini, mungkin Indonesia butuh 2 tipe pemimpin. Satu dengan gagasan yang besar, berunding, membuat sebuah visi dan membuat blue print dari seluruh pembangunan negeri ini. Lalu satu pemimpin lagi adalah pemimpin yang bertindak keras, cepat dan terkadang bisa saja tanpa tedeng aling-aling terlebih dahulu. Dulu aku rasa Jokowi-Ahok sudah menjadi duo maut yang hebat. Sayang mereka harus berpisah karena politik, masyarakat ingin sesuatu yang instan. Akhirnya Jokowi-JK untung saja bersama, karena dalam pengamatanku Pak JK adalah tipe orang action sedangkan Pak Jokowi tipe orang yang pelan namun tajam secara visi. Semoga sifat kedua pemimpin negara ini tidak berubah karena politik dan desakan dari pihak-pihak jahat lainnya.
Kami, rakyat Indonesia, pasti ingin hijrah ke jalan yang lebih baik bersama pemimpin sekarang.
Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat
0 comments