Tidak Paham Seni
4:39 AMAkhirnya kemarin Minggu keturutan juga jalan-jalan ke pameran seni.
Sudah lama rasanya tidak memberi makan otak dengan asupan karya seni dua atau tiga dimensi yang indah.
Dulu kalau jaman kuliah S1 rasanya tinggal mampir CCCL aja kalau mau lihat lukisan atau foto yang dipamerkan setiap minggunya.
Suka sekali melihat warna-warna yang dicampur jadi satu dan menghasilkan sebuah gambar yang indah.
Pameran kali ini namanya Bazaar Art Jakarta
Prestisius sih, diadainnya aja di Pacific Place, mall yang sampai saat ini belum bisa kalo disuruh beli-beli kecuali beli camilan doang. Heran deh itu mall barangnya mahal-mahal ya tetep buanyaakk aja yang ke sana. Window shopping kali yaa..
Ada yang belanja juga sih, banyak. Orang Indonesia tuh duitnya banyak loh, jangan salah.
Entah para pengunjung di sini memang senang seni atau senang mengambil gambar lukisan tersebut untuk dipajang di sosial media mereka atau sekedar berfoto untuk menunjukkan eksistensi bahwa sudah ke pameran seni yang prestisius, yang jelas banyak sekali pengunjung bazaar art ini, sampai harus antri dulu untuk masuk.
Kalau aku, ke sini memang karena ingin jalan-jalan dan sekaligus bahan tambahan galeri instagam (la podo bae sampeyaan jall... )
Hehe..
Masuk di dalam aku sudah terheran-heran.
Lukisan segede tembok di mana-mana.
Mulai dari yang bisa ditebak bentuknya apa, sampai yang bikin mengerenyitkan dahi menebak sebenarnya pelukisnya ini nggambar apa se.
Namun yang aku tahu, sembari melihat-lihat lukisan itu, ternyata aku paling suka dengan tipe lukisan yang memiliki garis sederhana, berwarna-warni dan dengan objek perempuan.
Jangan tanya kenapa, pokoknya suka aja. Indah aja ngelihatnya.
Harga-harga lukisan ini luar biasa sih.
Rakyat jelata ngga sanggup buat beli.
Mending beli, naruhnya di mana itu bingung. Tembok rumah sama lukisan gedean lukisannya.
Tapi memang dari dulu nggak pernah minat buat beli lukisan mahal, kayak ngabisin uang gitu lo. Mending foto keluarga aja yang dipajang
Atau postcard cantik yang dipigura, itu lebih lucu sih menurutku buat di rumah(ku sendiri nantinya)
By the way, bazaar art ini rupanya diikuti oleh galeri dari seluruh Asia.
Dan anehnya cukup banyak seniman Indonesia yang karyanya dipamerkan oleh pemilik galeri non-Indonesia.
Di situ aku mulai berpikir, mungkin penikmat seni di Indonesia ini cukup banyak namun bukan tipe konsumen yang mau menghabiskan uangnya untuk membeli sebuah karya seni.
Atau memang masih sedikit kurator di Indonesia sehingga mereka harus memasarkan karyanya lewat galeri di luar negeri.
Entahlah, yang jelas pameran ini bikin aku makin paham seni di Indonesia itu indah sekali karena obyekanya yang ga kurang-kurang banyaknya.
Mungkin ini kedengaran sedikit ndeso, tapi aku baru tahu harga pasaran sebuah lukisan yang ukuran A3 atau A2 saja bisa 150juta++
Aku bergumam sendiri dalam hati, orang yang membelanjakan uangnya hanya demi lukisan ini kira-kira sekaya apa dan motivasinya buat apa ya?
Memang yang membuat lukisan itu begitu mahal memang orisinalitas dan cerita di balik lukisan itu sendiri. Ketika sang artist bisa menampilkan gambar sederhana namun penuh dengan sarat makna di belakangnya hal itu yang membuat sebuah lukisan menjadi ratusan juga mahalnya.
Jangan salah, cukup sering saya melihat beberapa lukisan ditandai yang berarti sudah dibeli oleh seseorang.
Jakarta memang dipenuhi orang-orang berduit.
0 comments