Real Life
9:43 AMDi titik ini, aku benci kenyataan.
Aku benciiii sekali dengan kenyataan.
Rasa sakit menerima kenyataan itu lebih sakit daripada ketika kita patah hati.
Kenyataan yang mau digimanain nggak bisa dirubah.
Kenapa sih harus begini, begitu dan lewat jalan seperti ini.
Bukannya aku mau marah sama Tuhan, dalam hati dan imanku aku percaya Tuhan punya rencana lebih indah dari ini semua. Tapi itu nanti. Nanti saja diurusnya.
Yang penting ini sekarang..
Kenyataan yang sekarang ini loohh..
Kok sakit? Kok pedih? Kok perih rasanya di hati?
Aku sampai bertanya-tanya pada diriku sendiri, salah di mana aku di masa yang lalu hingga jatuh diwaktu seperti ini.
Tapi ketika aku mundur lagi perlahan dan melihat semuanya secara lebih besar
Aku sadar ini adalah proses dari tujuan yang aku inginkan.
Tapi kenapa sesakit ini..
Antara bisa menerima dan marah, kok gini sih?
Ini bukan tentang kehilangan, karena memang tidak hilang.
Ini tentang rasa tidak terima terhadap kenyataan bahwa ada cita-cita yang tidak bisa diteruskan bersama.
Hati ini antara marah, sedih dan kosong.
Realita.
Aku tau kamu kejam, tapi aku percaya kaulah yang membuat kami lebih dewasa.
0 comments